Senin, 24 Oktober 2011

WISATA DANAU RANAU

OLEH:
Meky Wijaya

      Nich wisata yang kren di Ranau. Nama danau ini adalah Danau Ranau, daerah ini banyak sekali objek wisata yang bisa membut para pengunjung senang untuk berlibur diantaranya objek wisata tersebut adalah Pusri, Air terjun, Air Panas, dan Pulau Mariza.

      Ini salah satu tempat pengunjungan untuk bersantai, namanya Air Terjun. Selain tempatnya logis untuk bersantai, tempat ini sangat asik karena embun yang dihasilkan oleh percikan air yang jatuh ke batu-batu membuat badan kita segar dan sejuk.
       Ini adalah Pulau Mariza, foto ini diambil dari atas Kapal Air. Tempat ini asik juga lo buat nyantai karna tempatnya yang strategis kemudian tiupan anginnya yang sejuk membut kita bisa melupakan hal yang membuat pikiran kita jadi stres. Untuk mencapai tempat ini, kita tidak perlu repot-repot karena di Pusri ada banyak sekali Kapal Air khusus bagi wisatawan yang ingin menyewanya berkeliling Danau Ranau.
       Teman-teman mungkin lain kali saya sambung lagi tentang wisa Danau Ranau ini, untuk sekarang cukup dulu ya. Selamat berlibur dan berwisata semoga liburan anda menyenangkan.

ANALISIS KONTRASTIF (MATERI ANAKES)


ANALISIS KONTRASTIF

A.    Batasan dan Pengertian Analisis Kontrastif
Sejak dini harus kita sadari bahwa “dasar psikologis Analisis Kontrastif adalah Teori Transfer yang diuraikan dan diformulasikan di dalam suatu teori psikologi Stimulus-Respon kaum Behavioris” (James dalam Tarigan 1988 : 22). Dengan kata lain teori belajar ilmu jiwa tingkah laku merupakan dasar Analisis Kontrastif. Ada dua butir penting yang merupakan inti teori belajar ilmu jiwa tingkah-laku, yaitu: 1) kebiasaan (habit) dan 2) kesalahan (error). Apabila dikaitkan dengan pemerolehan bahasa maka kedua butir tersebut menjadi: a) kebiasaan berbahasa (language habit) dan b) kesalahan berbahasa (language error).
Kebiasaan mempunyai dua kerakteristik utama. Pertama, kebiasaan itu dapat diamati atau “observable”, bila berupa benda dapat diraba, dan bila berupa kegiatan atau aktivitas dapat dilihat. Kedua, kebiasaan itu bersifat mekanistis atau otomatis. Kebiasaan itu terjadi secara sepontan tanpa disadari dan sangat sukar dihilangkan terkecuali kalau lingkungan berubah. Perubahan itu mengarah kepada penghilangan stimulus yang membangkitkannya.
Penyebab kesalahan berbahasa bersumber pada transfer negatif. Transfer negatif itu sendiri merupakan akibat penggunaan sistem yang berbeda yang terdapat pada B1 dan B2. Perbedaan sistem bahasa itu dapat diidentifikasi melalui B1 (bahasa ibu) dengan B2. Kesalahan berbahasa itu dapat dihilangkan dengan cara menanamkan kebiasaan berbahasa kedua melalui latihan, pengulangan, dan penguatan (hadiah atau hukuman).
Analisis Kontrastif, berupa prosedur kerja, adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan di antara kedua bahasa. Perbedaan-perbedaan antara dua bahasa, yang diperoleh dan dihasilkan melalui Analisis Kontrastif, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan belajar berbahasa yang akan dihadapi para siswa di sekolah, terlebih-lebih dalam belajar B2.
B.     Hipotesis Analisis Kontrastif
Perbedaan antara dua bahasa merupakan dasar buat memperkirakan butir-butir yang menimbulkan kesulitan belajar bahasa dan kesalahan berbaasa yang akan dihadapi oleh para siswa. Dari sinilah dijabarkan Hipotesis Analisis Kontrastif.
Hipotesis bentuk kuat (Strong Form Hypothesis) menyatakan bahwa “semua kesalahan dalam B2 dapat diramalkan dengan mengidentifikasi perbedaan antara B1 dan B2 yang dipelajari oleh para siswa” (Ellis dalam Tarigan 1988 : 24). Hipotesis bentuk lemah (Week Form Hypothesis) menyatakan bahwa Anakon hanyalah bersifat diagnostik belaka. Karena itu Anakon dan Analisis Kesalahan (Anakes) harus saling melengkapi.
Hipotesis bentuk kuat ini didasarkan kepada asumsi-asumsi berikut ini:
1.      Penyebab utama atau penyebab tunggal kesulitan belajar dan kesalahan dalam pengajaran bahasa asing adalan interferensi bahasa ibu.
2.      Kesulitan belajar itu sebagian atau seluruhnya disebabkan oleh perbedaan antara B1 dan B2.
3.      Semakin besar perbedaan antara B1 dan B2 semakin akut atau gawat kesulitan belajar.
4.      Hasil perbandingan antara B1 dan B2 diperlakukan untuk meramalkan kesulitan dan kesalahan yang akan terjadi dalam belajar bahasa asing.
5.      Bahan pengajaran dapat ditentukan secara tepat dengan membandingkan kedua bahasa itu, kemudian dikurangi dengan bagian yang sama, sehingga apa yang harus dipelajari oleh siswa adalah sejumlah perbedaan yang disusun berdasarkan analisis kontrastif.
Ada tiga sumber yang digunakan sebagai penguat atau rasional hipotesis Anakon, yaitu:
a.       Pengalaman praktis guru bahasa asing.
b.      Telaah mengenai kontak bahasa di dalam situasi kedwibahasaan.
c.       Teori belajar.

C.    Tuntutan Pedagogis Analisis Kontrastif
Kesulitan dalam belajar B2 serta kesalahan dalam berbahasa yang umum dialami oleh para siswa yang mempelajari B2 atau bahasa asing menyebabkan adanya tuntutan pedagogis terhadap Anakon.
Anakon adalah prosedur kerja, yang kemudian diikuti atau diteruskan oleh aktivitas lainnya yang  relevan dengan kegiatan pertama. Dengan perkataan lain, tuntutan pedagogis terhadap Anakon dijawab dengan sejumlah upaya dalam rangka memperbaiki pelajaran bahasa.
Kebiasaan dalam ber-B1 sangat berpengaruh terhadap PB2. Robert Lado (dalam Tarigan 1988 : 28) merumuskan pertanyaan di atas tadi dengan formulasi yang sangat terkenal yang berbunyi: “unsur-unsur yang sama di dalam B1 dan B2 yang sedang dipelajari sangat menunjang pengajaran B2, sebaliknya, unsur-unsur yang berbeda menyebabkan timbulnya kesulitan belajar”. Pandangan pengikut psikologi behaviorisme ini dalam pengajaran B2 menjiwai tanggapan Anakon dalam usaha memperbaiki pengajaran bahasa. Tanggapan tersebut terdiri dari empat langkah yaitu memperbandingkan, memperkirakan, menyusun bahan, memilih cara penyampaian. Untuk lebih jelasnya kita bahas di bawah ini:
1.      Memperbandingkan atau Perbandingan
B1 dan B2 yang akan dipelajari para siswa diperbandingkan. Perbandingan bahasa ini menyangkut segi linguistik. Mula-mula, aliran linguistik struktural yang mempengaruhi dalam perbandingan itu. Kemudian menyusul aliran linguistik generatif yang terkenal dengan kesemestaan linguistiknya. Aliran linguistik mana pun yang mempengaruhi, pada akhirnya yang diharapkan terlukisnya perbedaan antara B1 dan B2 yang akan dipelajari oleh siswa.
2.      Memprediksi atau Memperkirakan
Berdasarkan identifikasi perbandingan pada langkah pertama di atas, maka disusunlah perkiraan kesulitan belajar yang akan dihadapi oleh para siswa dalam belajar B2. Kesulitan belajar inilah salah satu sumber dari kesalahan belajar atau kesalahan berbahasa.
3.      Penyusunan atau Pengurutan Bahan Pengajaran
Perbandingan struktur bahasa menghasilkan identifikasi perbedaan antara dua bahasa. Identifikasi perbedaan antara dua bahasa dipakai sebagai dasar memperkirakan kesulitan belajar dan kesalahan berbahasa. Hal yang terakhir dipakai sebagai dasar untuk menentukan urutan atau susunan bahan pengajaran B2.
4.      Cara Penyampaian Bahan
Siswa yang belajar B2 sudah mempunyai kebiasaan tertentu dalam bahasa ibunya. Kebiasaan ini harus diatasi agar tidak lagi mengintervensi ke dalam B2. Pembentukan kebiasaan dalam B2 dilakukan dengan penyampaian bahan pelajaran yang telah disusun berdasarkan langkah pertama, kedua, dan ketiga dengan cara-cara tertentu. Cara-cara yang dianggap sesuai antara lain: peniruan, pengulangan, latih-runtun (drills), dan penguatan (hadiah dan hukuman). Dengan cara ini diharapkan para siswa mempunyai kebiasaan ber-B2 yang kokoh dan dapat mengatasi kebiasaan dalam ber-B1.
D.    Aspek Linguistik dan Psikologis Anakon
Menurut Ellis (dalam Tarigan, 1988:29) menyatakan bahwa “Analisis Kontrastif mempunyai dua aspek, yakni aspek linguistik dan aspek psikologis”. Melalui perbandingan antara dua bahasa banyak hal yang dapat diungkapkan. Beberapa diantara kemungkinan itu adalah:
1.      Tiada perbedaan: struktur atau sistem aspek tertentu dalam kedua bahasa tidak ada perbedaan sama sekali (konsonan /I, m, n/ diucapkan sama dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris).
2.      Fenomena konvergen: dua butir atau lebih dalam B1 menjadi satu dalam B2 (Indonesia padi, beras, nasi menjadi Inggris rice).
3.      Ketidakadaan: butir atau sistem tertentu dalam B1 tidak terdapat dalam B2. Misalnya, sistem penjamakan dengan penanda -s/-es dalam bahasa Inggris tidak ada dalam bahasa Indonesia; sebaliknya sistem penjamakan dengan pengulangan kata dalam bahasa Indonesia (rumah-rumah, daun-daun, ikan-ikan) tidak ada dalam bahasa Inggris.
4.      Beda distribusi: butir tertentu dalam B1 berbeda distribusi dengan butir yang sama dengan B2. Misalnya fonem /Å‹/ dalam bahasa Indonesia menduduki posisi awal, tengah, dan akhir kata, sedangkan dalam bahasa Inggris hanya menduduki posisi tengah dan akhir kata.
5.      Tiada persamaan: butir tertentu dalam B1 tidak memiliki kesamaan dalam B2. Misalnya, predikat kata sifat dalam bahasa Indonesia tidak terdapat dalam bahasa Inggris; misalnya: Dia kaya (Indonesia) menjadi ‘He is rich’(Inggris).
6.      Fenomena divergen: satu butir tertentu dalam B1 menjadi dua butir dalam B2. Misalnya, kata we (Inggris) dapat menjadi kita atau kami dalam bahasa Indonesia.

E.     Metodologi Analisis Konstrastif
Anakon memiliki dua aspek, yakni aspek linguistik dan aspek psikologis. Aspek linguistik berjaitan dengan masalah perbandingan dua bahasa. Dalam hal ini tersirat dua hal penting; apa yang akan diperbandingkan, dan bagaimana cara memperbandingkannya. Aspek psikologis anakon menyangkut kesukaran belajar, cara menyusun bahan pengajaran dan cara menyampaikan bahan pelajaran.
Bila kita ingin mengetahuiperbedaan antara dua bahasa, maka satu syarat yang harus dipenuhi; tersedianya deskripsi kedua bahasa tersebut. Deskripsi tersebut diperoleh melalui perbandingan yang akurat dan ekplisit.
Ada beberapa pakar linguistik Inggris menganjurkan berbagai pendekatan ada yang berasumsi menggunakan pendekatan “Polisistemik” ada juga berpendapat bahwa pendekatan tersebut tidak sesuai bagi perbandingan sintaksis, karena yang di bahas misalnya hanyalah sistem fonologi atau sistem morfologi saja, dan lain sebagainya.
Sebenarnya apa yang di bicarakan di atas berkaitan dengan masalah penyeleksian secara umum. Masalah yang lebih pelik dan kritis adalah “comprability” atau “keterbandingan”. Di sini tersirat penyusunan atau pembentukan apa yang harus didekatkan untuk diperbandingkan. Walaupun berbagai aspek Anakon telah diteliti secara mendalam, namun masalah yang merupakan masalah inti Anakon ini belum terpecahkan secara memuaskan. Masalah keterbandingan ini dapat dipandang dari tiga segi, yakni:
(1)   Kesamaan struktur
(2)   Kesamaan terjemahan
(3)   Kesamaan strukter dan kesamaan

F.     Cakupan Telaah Analisis Kontrastif
Cakupan linguistik berkaitan dengan struktur yang paling banyak dilaksanakan adalah kontrastif struktur fonologi. Hal ini dapat dimaklumi karena ada anggapan bahwa fonologi sangat berperan dalam PB2. Oskar (1972) adalah satu-satunya pakar yang mengadakan penelitian di bidang semantik. Dia menggunakan teknik perbedaan semantik untuk mengukur perbedaan makna konotatif antara bahasa Jerman dan bahasa Swedia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Oskar menyimpul bahwa interferensi B1 terhadap B2 dapat terjadi pada tataran makna nondenotatif. Sumber interferensi ini adalah pengaruh bahasa ibu atau B1.
Dalam Kongres FILPLV di Zagreb pada bulan April 1968, yang menguraikan adanya persaingan antara Analisis Kontrastif dan Analisis kesalahan, antara Anakon dan Anakes. Para pakar pengajaran B2 di Eropa lebih mengutamakan telaah Anakes karena mereka beranggapan bahwa hal itu lebih fungsional bagi pengajaran B2. Sebaliknya, para pakar pengajaran B2 di Amerika sangat mementingkan studi kontrastif. Hal ini disebabkan oleh pandangan mereka yang menyatakan bahwa studi Anakon sangat fungsional bagi pengajaran B2.
G.    Kritik terhadap Analisis Kontrastif
Analisis Kontrastif merupakan suatu konsep yang bertujuan menanggulangi masalah pengajaran B2. Para penganjur dan pendukung Anakon juga menyadari bahwa konsep Anakon bukanlah suatu konsep yang sudah sempurna benar tanpa cacat-cela sama sekali. Pepatah mengatakan bahwa “Tak ada gading yang tak retak”. Demikian juga Anakon jelas mempunyai segi-segi kelemahan atau kekurangan. Aneka kritik yang ditujukan kepada Anakon lebih banyak mengenai segi aplikasi pedagogis. Kritik itu sebagian besar datang pendukung anakes yang mengangap anakon merupakan bagian dari anakes. Sedangkan kritik mengenai aspek linguistik hanya bersifat penyempurnaan teori yang digunakan dan cakupan sistem bahasa yang diperbandingkan hendaknya lebih menyeluruh.
Terhadap aspek linguistik anakon paling sedikit ada tiga hal yang sering dikritik. Pertama, mengenai analisis linguistik yang dianggap terlalu bersifat teoritis, terlalu terperinci sehingga sukar dipahami dan dipraktekkan kecuali oleh pakar linguistik. Kedua, mengenai teori srtuktural yang digunakan dianggap kurang memadai karena teori lingguistik struktural tidak mempunyai kategori yang bersifat umum yang dapat digunakan dalam mengindentifikasi setiap bahasa dengan cara yang sama. Ketiga, aspek bahasa yangg diperbandingkkan sebagian besar mengenai fonologi, menyusul sedikit sintaksis,dan jarang sekali mengenai semantik.
H.    Implikasi pedagogis Analisis Kontrastif
Beberapa hal menarik  yang dapat kita temukan dalam perkembangan Anakon, yakni dimulai dari kelahiran Anakon yang dahulunya disebabkan oleh tuntutan keadaan pengajaran B2 yang balum memuaskan. Pada saat itu Anakon disambut dengan penuh harapan sebagai obat yang dapat mengatasi berbagai masalah pengajaran B2. Kemudian, ternyata tidak semua harapan itu dapat terpenuhi. Sebagian disebabkan oleh kelemahan pada teori Anakon itu sendiri, dan sebagian lagi disebabkan oleh kesalahan atau kekurangcermatan mempraktekkan Anakon. Ditambah lagi dengan kritik dari penantang Anakon. Akibatnya pandangan orang yang awalnya optimis menjadi pesimis. Pengikut Anakon sebagian besar berada di Amerika. Sedangkan Anakes berakar dan berurat di Eropa khususnya di Inggris.
Marton (1974) membuat sebuah tulisan yang berjudul “Some remarks on the pedagogical uses of contrastive studies” dengan hipotesisnya kira-kira berbunyi “Anakon mempunyai nilai pedagogis yang tinggi bagi pengajaran bahasa di kelas, sebagai teknik penyajian materi bahasa dan sebagai ciri utama pengajaran bahasa. Hipotesis ini dibuktikannya  melalui tiga cara, yakni:
1.      Memperlihatkan bahwa hipotesis ini tidak bertentangan dengan psikologi belajar dan psikolinguistik
2.      Hipotesis ini ditunjang oleh berbagai penemuan dalam psikologi belajar dan psikolinguistik.
3.      Menunjukkan bahwa pernyataan yang menentang hipotesis itu tidak absah dipandang dari sudut pandang ilmu modern.

I.       Anakon sebagai Pemprediksi Kesalahan
Sesuai dengan apa yang kita bicarakan mengenai sejarah singkat Anakon di atas, yang dalam perkembangannya, ternyata Anakon tidak dapat memenuhi harapan yang selama ini diidam-idamkan. Akibatnya, para pendukung Anakon pesimis, sedangkan kaum penantang Anakon semakin gencar melancarkan kritikannya. Salah satu kesimpulan yang mengejutkan yang dibuat oleh para penantang Anakon ialah bahwa Anakon tidak memberikan kontribusi apa-apa lagi bagi pengajaran B2.
Kini Anakon membatasi diri dalam penyediaan hipotesis, prediksi, dan penjelasan mengenai tingkah laku belajar. “Hal yang terbaik dapat dilakukan oleh Anakon adalah memprediksi daerah yang potensial mendatangkan kesalahan, bukan menyatakan suatu kesalahnakan terjadidalam situasi tertentu” (Krzeszowski, 1985). Sekarang prediksi dan penjelasan mengenai kesalahan berbahasa menjdi tujuan Anakon.  

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Rabu, 19 Oktober 2011

NASKAH LEGENDA GUA PUTRI



NASKAH
LEGENDA GUA PUTRI

O
L
E
H
:

Masyarakat OKU







 


Pelaku :
  1. Putri Dayang Merindu
  2. Serunting Sakti/ Si Pahit Lidah
  3. Raja Balian
  4. Ratu
  5. Dayang I
  6. Dayang II
  7. Pengawal I
  8. Pengawal II
  9. Kakek Buyut
  10. Warga Kampung (petani, pengail ikan, anak-anak)


( Disebuah tempat tidur nenek melihat ketiga cucunyq bertengkar memperebutkan boneka micky mouse)
Anak 1 : “ini punya aku..!!” (menarik)
Anak 2 : “ enak saja ini punya aku..!!” (merampas)
Anak 3 : “ jangan….ini punya aku…!
(lalu nenek pun masuk kedalam kamar itu dan mencoba melerai kedua cucunya dengan memulai mendongeng dengan maksud cucunya bisa tertidur tanpa bertengkar lagi)
Nenek : “cucu-cucu nenek yang cantik..jangan bertengkar lagi ya, karna nenek               akan bercerita tentang sebuah kisah seorang pengembara sakti yang mempunyai kesaktian dalam ucapannya yang mengakibatkan sebuah kampung berubah menjadi sebuah gua batu..”
(dengan wajah yang penuh dengan rasa penasaran cucu-cucunya bertanya)
Anak2 : “nek..apakah kisah itu benar adanya??”
Anak 1 :”iya nek…kenapa bisa terjadi seperti itu…?”
Anak 3 : “ih, ceritanya menyeramkan…ayo nek cerita, kami jadi penasaran..?
Anak 1 dan 2: “iya….iya…cerita nek ?”
Nenek : “benar atau tidak, kita tidak tahu,tapi yang jelas gua putri itu sekarang menjadi sebuah objek wisata didaerah Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan”.
( lalu setelah sedikit menjelaskan kepada kedua cucunya sang nenek pun memulai ceritanya..)






BABAK I

(Suasana perkampungan. Orang-orang  berangkat ke ladang, ke sungai sambil membawa peralatan masing-masing).
Di istana.
Putri               : “Dayang…! (memanggil sambil bangun dari ranjang)”
Dayang          : (segera bergegas menuju ranjang dan membungkukkan badan) “ Hamba, tuan, Putri. “
Putri               : “Apakah ayahanda dan Ibunda sudah bangun?”
Dayang          : “ Raja dan Ratu sudah bangun, tuan Putri sekarang mereka bersiap untuk bersantap. Apakah tun Putri akan mandi sekarang? Hamba akan mempersiapkan air panas.”
Putri               : (meregangkan badan dan membenahi rambutnya yang panjang) “….”(bergumam dan tersenyum)
Dayang          :” Bagaimana, tuan Putri? “(memandang Putri sejenak kemudian menunduk kembali)
Putri               : (berdiri membelakangi dayang)” Tidak perlu, sekarang kamu siapkan saja perlengkapan mandi untuk diriku. Aku akan mandi ke sungai.”
Dayang          : “Maaf, Tuan Putri, tapi ibu Ratu  tadi berpesan agar Tuanku sesegera mungkin mandi dan mempersiapkan diri karena Ibu Ratu dan Raja sudah menunggu Tuan Putri di ruang makan.”
Putri               : “Kamu bilang saja, aku kurang enak badan jadi aku tidak bisa ikut makan bersama. Aku akan mandi ke sungai seorang diri, kalian tidak perlu ikut”
Dayang          : (bingung) “Tapi, tuanku…(terbata-bata) jika ibu Ratu mengetahui Tuan Putri mandi seorang diri ke sungai, Ibu Ratu akan murka. Jadi hamba mohon Tuan Putri menuruti perintah Ibu ratu untuk segera mandi dan mempersiapkan diri.”
Putri               : (berbalik dan mendekatkan kepala ke telinga dayang)“Kalau mulut kamu tidak mengatakan apa-apa, Ibunda pasti tidak akan tahu kan?”
Dayang          : “ Tapi Tuan Putri…
Putri               : (Memotong) “Sudah, cepat. Persiapkan saja perlengkapan mandiku. Mumpung matahari belum meninggi. Aku ingin merasakan segarnya air sungi….(bergumam dan tertawa kecil).
Dayang          : “ ba..ba..ik Tuan P utri (membungkuk sambil melangkah mundur perlahan)”
Pinggir Hutan. Putri melangkah hati-hati menelusuri jalan setapak. Matanya menoleh kiri dan kanan.
Tiba di tepi sungai.
Putri               : (tertawa riang sambil berlari kecil menuju bebatuan tepi sungai) “Aih…jernihnya sungai ini, segarnya (bermain air)
Putri berganti pakaian dengan melilitkan kain sarung ke tubuhnya.
Sepasang mata mengintai.
Serunting      : (Menyibakkan ranting) “Siapa gadis cantik itu?”
(Putri melantunkan tembang)
Sirinting        : (Kagum) “Selain parasnya cantik, suaranya juga merdu.”(berdecak)
Putri samar-samar mendengar suara. Kaget. Spontan mengambil memeluk bajunya.
Putri               : “ Siapa?” (ketakutan)
(hening)
Putri               :”Siapa di situ??? Keluar.”
(Hanya bunyi air sungai)
Putri               : “ Spertinya tadi aku mendengar suara orang. (bingung) Apa ku salah dengar, ya? Tidak ada siapa-siapa di sini.
( matanya menyapu sekeliling tempat dia mandi)
(lega)
Putri               : “Ah..mungkin hanya perasaan ku saja.” (meletakkan kembali bajunya dan meneruskan mandi)
Serunting mendekat tetapi masih bersembunyi.
Serunting      : “ Gadis itu cantik sekali, aku ingin melihat dia lebih dekat (melangkah perlahan-lahan) sempurna sekali. Tubuhnya indah, kulitnya putih bersinar dan rambutnya hitam dan panjang terurai. Baru kali ini aku melihat gadis yang memiliki kacantikan yang sempurna. Apakah dia peri yang turun dari kayangan dan mandi si sungai di tengah hutan begini?”
Putri masih asyik mandi.
Serunting tidak tahan hanya melihat dari kejauhan saja, Ia pun mendekati Putri yang duduk membelakanginya.
Serunting      : “Wahai Putri yang cantik….” (berdiri di depan putri)
(Putri kaget dan badannya terhentak ke belakang, kepalanya menengadah ke atas)
Serunting      : (senyum)“Mengapa Putri mandi seorang diri di tengah hutan begini??? Tidak pantas Putri cantik seperti kamu mandi hanya sorang diri . (jongkok) Bolehkah saya menemani Putri yang cantik ini mandi?”
Putri               :”…..” (ketakutan. Bibirnya bergetar namun tidak mengeluarkan kata sepatah pun.)
Serunting      : “Rupanya selain cantik, memiliki suara yang merdu, Putri juga pemalu..(tertawa)
Putri               :”….”(berdiri dan merapikan rambutnya, tangannya gemetaran)
Serunting bangkit berdiri, tangan hendak menyentuh rambut Putri. Namun Putri mengelak sambil mundur.
Serunting      : (tertawa semakin keras)” Putri, siapa gerangan namamu?? Namamu pasti indah seperti parasmu yang cantik.
Putri               : “…” (diam membisu dan menunduk)
Serunting      : “Kenapa kau hanya diam?? Ayo sebutkan siapa namamu!!!”
                        Baiklah kalau kau belum mau menyebutkan sapa namau aku akan memperkenalkan diri. (menunjuk diri) namaku ……….aku mengembara sampai ke hutan ini. Tidak disangka aku  bertemu dengan gadis secantik kamu. Sungguh aku laki-laki yang beruntung (tertawa semakin keras).
Putri               : “…” (siap-siap hendak pergi)
(serunting memegang pundak Putri)
Serunting      :” hei…tunggu (terpancing marah). Kamu hendak kemana? Tidakkah kamu hiraukan aku yang bertanya tadi?? Siapa namamu???
(Putri ketakutan dan mundur beberapa langkah)
Serunting      :”Kenapa kau hanya diam,heh???. Sombong sekali. Kau cantik tetapi sombong. Aku bertanya kau hanya diam tidak mejawab pertanyaanku. Apa yang harus aku lakukan agar kau mau bicara menyebutkan namamu?? (mendekati Putri dan mendengus)
Putri               :”…” (menjauh)
Serunting      :” Huh…gadis keras kepala dan sombong (marah). Kau diam dan tidak bicara sepatah kata pun padaku. Tak ubahnya kau seperti batu. Hendaknya KAU MENJADI BATU…. BATU…. BATU…
Serunting kesal dan meninggalkan Putri yang diam kaku berdiri .Pelan-pelan tubuh putri menjadi kaku dan tidak bisa digerakkan. Badannya perlahan-lahan menjadi batu. Serunting meninggalkan Putri  meninggalkan sungai dan melanjutkan perjalanannya menuju perkampungan.


***

BABAK II

(Di Istana. Raja duduk di singasana didampingi Ratu yang sedang merajut. Dayang-dayang berdiri di dekat Ratu sementara ada dua orang pengawal tegap yang berdiri di depan pintu masuk sambil memegangi pedang)
Raja                   :(menghirup aroma teh dan meminumnya)”Dinda, kenapa rasanya hari ini terasa beda dari hari biasanya ya?”
Ratu                  :(menatap suaminya dengan lembut dan menghentikan rajutannya) ”Apanya yang beda kakanda? Tidak ada yang beda. Semua berjalan seperti biasanya seperti kemarin-kemarin. Warga sibuk dengan kegiatan mereka seperti biasanya. Penghuni istana juga sibuk dengan kegiatan kita masing-masing” (tertawa kecil)
Raja                   : (Raja terlihat gelisah)”Entahlah…(menghembuskan nafas panjang ) tetapi hatiku tiba-tiba saja merasa tidak enak, seakan – akan ada sesuatu  hal buruk yang bakal terjadi…..”
Ratu                  :”Apakah kanda mengkhawatirkan putri kita? Dia hanya tidak enak badan. Istirahat sebentar, nanti juga akan segar kembali.
(ratu berusaha menenangkan raja dan meneruskan rajutannya )
Raja                   :”Ada hal lain yang lebih dari itu, dinda, tapi entahlah…..”(berdiri dari kursi singgasana dan berdiri memandang keluar.)
 (tiba-tiba teringat putri)
Raja                   :”Dinda…hari sudah siang, tidak baik anak gadis tidur sampai siang begini, cepat, panggil Putri kita, aku ingin melihat langsung keadaannya. Apakah sakitnya parah sehingga dia tidur sampai siang begini?”
Ratu                  : (berhenti merajut dan memandang suaminya yang berdiri di hadapannya) “ Baik, Kanda. Dinda akan memanggil Putri kita.” (memberi isyarat kepada dua dayang. Dua dayang itu mengangguk, membungkukkan badan dan segera masuk ke dalam)
(Beberapa menit kemudian dua dayang masuk ke ruang raja dan berlutut di hadapan Raja dan Ratu)
Dayang I          : (membungkukkan badan ) “ Ampun Ibu Ratu,…(cemas) Tuan Putri…Tuan Putri tidak ada di kamarnya…
Raja-Ratu         : “APA???”
Ratu                  (meletakkan rajutan di atas kursi dan berdiri) “Bukankah Putri Dayang Merindu tidak enak badan dan sedang beristirahat di kamarnya? Lalu kemana dia??? Kalian sudah mencarinya ke seluruh ruang di istana…
Dayang II         : (ketakutan) Kami…kami…sudah mencarinya ke seluruh istana Ibu Ratu.. semua pengawal….
Raja                   : (memotong) “Bagaimana mungkin kalian bisa tidak tahu Putri Dayang Merindu ada di mana. (duduk menghempaskan badannya ke kursi)
Ratu                  : (duduk di sebelah Raja) “ Tenang kanda, mungkin Putri Dayang Merindu berada di taman istana berjalan-jalan menghirup udara segar. Bukankah  memang begitu kebiasaan Putri kita. Dayang…cepat kalian temukan Putri dan suruh menghadap baginda…!
(dayang I dan Dayang II tidak beranjak malah duduk bersimpuh ketakutan)
Ratu                  : “Tunggu apa lagi?? Cepatlah….!!!!
Dayang II         : “A…am….pun Ibu Ratu…(saling berpandangan dengan dayang I)      sebenarnya….Tuan Putri tidak…sebenarnya…
Ratu                  :(memotong) Putriku kenapa??? Ayo cepat…bicaralah…”
(Raja mencondongkan badan ke dayang-dayang)
Raja                   :”Ada apa sebenarnya??”
Dayang II         : “Ampuni hamba Baginda, Ibu Ratu…sebenarnya Putri Dayang  Merindu tidak sakit…tapi….tadi pagi Putri menyuruh hamba mempersiapkan perlengkapan untuk mandi di sungai.. dan hamba disuruh berbohong kepada Ibu Ratu dengan mengatakan beliau sedang tidak enak badan tidak ikut bersantap tadi pagi. Ampuni hamba Baginda…Putri juga tidak memperkenankan hamba untuk ikut menemaninya mandi ke sungai…(ketakutan)
Raja                   : “Lancang sekali…!! (memukul pegangan kursi , semua kaget) Kalian berkomplot membohongi kami dan membiarkan Putri sendirian mandi ke sungai..kalian tahu…dia tidak pernah pergi seorang diri…
Ratu                  :”Aduh….mengapa bisa begini. (menangis)  Putriku tidak pernah pergi seorang diri, sekarang dia berada di tengah hutan seorang diri. Kalau terjadi apa-apa bagaimana??? (memegang pundak Raja) Kanda, bagaimana ini??? Apa yang mesti kita lakukan…
Raja                   :”Kalian telah salah berkomlot dengan Putriku menyusun kebohongan. Kalian harus dihukum…!!!!!!!!(marah)
Dayang I          : (menangis) “Ampun..Baginda..ampuni kami….
Dayang II         : (menangis) “Ampun..Baginda..ampuni kami….
Raja                   : (berdiri sambil bercekak pinggang) “Pengawal….
(Pengawal I dan Pengawal II  bergegas masuk ruangan dan berlutut )
P I- P II             :” Hamba baginda…”
Raja                   : “Kalian dan dua dayang ini cepat menyusul Putri Bulan Merindu ke sungai dan bawa pulang. Aku perintahkan secepat mungkin. Jangan pernah kalian melakukan hal lain selain  sebelum membawa Putriku kembali ke istana… dan kalian dayang I dan dayang II hukuman kalian akan aku berikan setelah Putriku kembali ke istana. CEPAT KALIAN BERANGKAT!!!!!’
P I-P II              : “SIAP BAGINDA!!”
D I- D II            :” Siap, baginda…
(Mereka bergegas ke luar sementara Ratu masih tetap menangis…)


BABAK III

( 800 M dari istana dari kejauhan Serunting sedang berjalan mendekati istana)
Serunting         : (Lirik kanan lirik kiri) “sepi sekali…kemana penghuni kampung ini???”
(Serunting tersenyum melihat 4 orang berjalan mendekati dirinya).
Serunting         :” Hai anak muda…. (4 orang tadi menghentikan langkahnya) dimanakah dapat kutemukan warung makan? Aku lapar sekali…
(4 orang tersebut hanya berhenti sejenak, saling berpandangan, mengangguk dan melangkah pergi meninggalkan Serunting Sakti)
Serunting         : “Hei kalian….
(mereka sempat menoleh dan pergi lagi)
Serunting         : “Sial sekali aku hari ini. Tadi aku bertemu dengan Gadis yang sombong, sekarang aku lapar dan mencari warung makan malah bertemu dengan orang-orang yang aneh, tidak menanggapi pertanyaanku. Aku masuk ke perkampungan yang aneh.. sepi, tidak kutemukan seorang pun dari tadi. Sekarang setelah aku bertemu dengan mereka, mereka diam dan tidak mengucapkan sepatah kata pun…
(Serunting menendang sebuah batu kecil)
Serunting         : (berteriak) Aaarrrrgggggghhhhh…..KAMPUNG APA INI SEPI. DIHUNI OLEH ORANG-ORANG YANG BISU. KAMPUNG DAN PENGHUNINYA LEBIH PANTAS DISEBUT BATU…JADILAH BATU…….
(Perlahan-lahan semua penghuni dan kampung itu berubah menjadi batu dan lama kelamaan membentuk sebuah gua)

(Serunting melanjutkan perjalanannya. Karena dia lelah dan dan sangat lapar, dia beristirahat dengan duduk di tepi jalan yang sedikit teduh. Dan bermimpi)
Kakek            : “ Hai serunting sakti..bangunlah dari tidurmu!!!!”
(serunting sakti duduk)
Serunting      : “……”
Kakek               : “Hai serunting sakti, aku adalah kakek buyutmu, aku telah memberikan kesaktian padamu….setalah kau mendapatkan kesaktian itu ternyata kau mempergunakan asal-asalan tanpa mempertimbangkan dampak dari ucapannya. Ini adalah pelajaran bagimu. Jika kau tetap ceroboh tidak menjaga apa yang kau ucapkan maka kau tidak akan ada seorang pun yang akan  menyegani dan menghormatimu. Kau akan hidup sendiri dan kesepian. Kau mengerti????”
(Serunting terbanguan dan melihat sekelilingnya hening, gelap, dan semua sudah menjadi batu)
Serunting         :“Jadi ini arti semua….(berteriak) Aaaaarrrrghhhhhh……..ampuni aku. (berlari sekencang-kencangnya)

(nenek mengakhiri ceritanya)
Nenek               :” Begitulah cucu-cucuku, legenda yang menceritakan asal mula terjadinya GUA PUTRI, legenda ini masih hidup dan terus diceritakan masyarakat Padang Bindu, di sana masih dapat kita lihat ada sebuah batu di tengah sungai OGAN yang disebut batu PUTRI , sementara perkampungan yang menjadi GUA disebut GUA PUTRI. Sampai sekarang kita masih dapat menyaksikan BATU PUTRI dan GUA PUTRI yang merupakan salah satu objek wisata yang menarik di kabupaten Ogan Komering Ulu , Sumatera Selatan….”
(terlihat cucu-cucunya telah tertidur)
Nenek               :”Wah, ternyata cucu-cucuku telah tertidur….selamat malam cucu-cucuku semoga mimpi yang indah…”
(nenek mematikan lampu)
***
The And