A.
Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran merupakan upaya membelajarakan siswa
Degeng (1989). Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh
karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar
dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Debdikbud, 1995). Sedangkan
tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah keterampilan
komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan
adalah daya tangkap makna, peran, daya taksir, menilai dan mengeksperisikan
diri dengan berbahasa.
Dalam kurikulum 2004 untuk SMA dan MA disebutkan bahwa
tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia secara umum meliputi:
1.
Menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan (Nasional) dan bahasa negara.
2.
Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan
fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif.
3.
Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
4.
Siswa memiliki disiplin dalam berfiki dan berbahasa
(berbicara dan menulis).
5.
Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan
6.
Siswa menghargai dan membanggakan sasrta Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Prinsip-prinsip belajar bahasa Indonesia dapat
disajikan sebagai berikut. Pebelajar akan belajar bahasa dengan baik bila:
1.
Diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan
minat,
2.
Diberi kesempatan berpartisipasi dalam penggunaan bahasa
secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas,
3.
Bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada
bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung pemerolehan bahasa,
4.
Ia disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman
langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran,
5.
Jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya,
6.
Jika diberi ympan balik yang tepat menyangkut kemajuan
mereka, dan
7.
Jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka
sendiri (Aminuddin, 1994).
B.
Strategi Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Pembicaraan mengenai strategi pembelajaran bahasa
tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pendekatan, metode, dan teknik
mengajar. Machfudz (2002) mengutip penjelasan Edward M. Anthony (dalam H. Allen
and Robert, 1972) menjelaskan sebagai berikut:
1.
Pendekatan pembelajaran
Istilah
pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori tentang hakikat
bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber landasan/prinsip
pengajaran bahasa.
2.
Metode pembelajaran
Istilah metode berarti perencanaan secara menyeluruh
untuk menyajikan materi pelajaran bahasa secara teratur. Dalam strategi
pembelajaran, terdapat variable metode pembelajaran dapat dikelasifikasikan
menjadi 3 jenis, yaitu:
a.
Strategi pengorganisasian isi pembelajaran
Adalah metode
untuk mengorganisasikan isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran
“mengorganisasi” mengacu pada tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi,
pembuatan diagram, format, dan lain-lain yang setingkat dengan itu. Strategi
pengorganisasian isi pembelajaran dibedakan menjadi dua jenis yaitu strategi
pengorganisasian pada tingkat mikro dan makro.
b.
Strategi penyampaian pembelajaran
Strategi penyampaian pembelajaran merupakan komponen
variable metode untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Secara lengkap ada tiga komponen yang perlu
diperhatikan dalam mendeskripsikan strategi penyampaian, yaitu:
1)
Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah komponen strategi
penyampaian yang dapat dimuat pesan yang akan disampaikan kepada pebelajar baik
berupa orang, alat, maupun bahan.
2)
Intraksi pembelajar dengan media
Bentuk interaksi antara pembelajaran dengan media
merupakan komponen penting yang kedua untuk mendeskripsikan strategi
penyampaian. Komponen ini penting karena strategi penyampaian tidaklah lengkap
memberi gambaran tentang pengaruh apa yang dapat ditimbulkan oleh suatu media
pada kegiatan belajar siswa.
3)
Bentuk belajar mengajar
Cara-cara untuk
menyampaikan pembelajaran lebih mengacu pada jumlah pebelajar dan kreatifitas
penggunaan media. Bagaimanapun juga penyampaian pembelajaran dalam kelas besar
menentukan penggunaan jenis media yang berbeda dari kelas kecil. Demikian pula
untuk pembelajaran perseorangan dan belajar mandiri.
c.
Strategi pengelolaan pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen
variabel metode yang berurusan dengan bagaimana interaksi antara pebelajar
dangan variabel-variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan
dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian
tertentu yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling sedikit ada 4
klasifikasi variabel strategi pengelolaan pembelajaran yang meliputi:
1)
Penjadwalan penggunaan
strategi pembelajaran,
2)
Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan
3)
Pengelolaan motivasional, dan
4)
kontrol belajar
menurut reigelut dan merril (dalam salamun, 2002)
menyatakan bahwa klasifikasi variabel pembelajaran meliputi:
(a)
kondisi pembelajaran
kondisi
pembelajaran adalah faktor yang
mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran (Salamun, 2002).
(b)
Metode pembelajaran
Machfudz (2000)
mengutip penjelasan Edward M. Anthony (dalam H. Allen and Robert, 1972)
menjelaskan bahwa istilah metode dalam pembelajaran bahasa Indonesia berarti
perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran bahasa secara
teratur.
(c)
Hasil pembelajaran
Hasil
pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang
nilai dari penggunaan metode pembelajaran (Salamun, 2002). Variabel hasil
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu keefektifan, efesiensi
dan daya tarik.
C.
Teknik Pembelajaran
Teknik mengajara berupa berbagai macam cara, kegiatan,
dan kiat (trik) untuk menyajikan pelajaran dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Soksomo (1983)
menyebutkan teknik dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara lain: 1) ceramah,
2) tanya jawab, 3) diskusi, 4) pemberian tugas dan resetasi, 5) demontrasi dan
eksperimen, 6) meramu pendapat (brainstorming),
7) mengajar dilaboratorium, 8) induktif, inkuiri dan diskoveri, 9) peragaan
daramatisasi, dan ostensif, 10) simulasi, maen peran, dan sosio-drama, 11)
karya wisata dan bermain-main, dan 12) eklektik, campuran dan serta-merta.