Rabu, 19 Oktober 2011

NASKAH LEGENDA GUA PUTRI



NASKAH
LEGENDA GUA PUTRI

O
L
E
H
:

Masyarakat OKU







 


Pelaku :
  1. Putri Dayang Merindu
  2. Serunting Sakti/ Si Pahit Lidah
  3. Raja Balian
  4. Ratu
  5. Dayang I
  6. Dayang II
  7. Pengawal I
  8. Pengawal II
  9. Kakek Buyut
  10. Warga Kampung (petani, pengail ikan, anak-anak)


( Disebuah tempat tidur nenek melihat ketiga cucunyq bertengkar memperebutkan boneka micky mouse)
Anak 1 : “ini punya aku..!!” (menarik)
Anak 2 : “ enak saja ini punya aku..!!” (merampas)
Anak 3 : “ jangan….ini punya aku…!
(lalu nenek pun masuk kedalam kamar itu dan mencoba melerai kedua cucunya dengan memulai mendongeng dengan maksud cucunya bisa tertidur tanpa bertengkar lagi)
Nenek : “cucu-cucu nenek yang cantik..jangan bertengkar lagi ya, karna nenek               akan bercerita tentang sebuah kisah seorang pengembara sakti yang mempunyai kesaktian dalam ucapannya yang mengakibatkan sebuah kampung berubah menjadi sebuah gua batu..”
(dengan wajah yang penuh dengan rasa penasaran cucu-cucunya bertanya)
Anak2 : “nek..apakah kisah itu benar adanya??”
Anak 1 :”iya nek…kenapa bisa terjadi seperti itu…?”
Anak 3 : “ih, ceritanya menyeramkan…ayo nek cerita, kami jadi penasaran..?
Anak 1 dan 2: “iya….iya…cerita nek ?”
Nenek : “benar atau tidak, kita tidak tahu,tapi yang jelas gua putri itu sekarang menjadi sebuah objek wisata didaerah Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan”.
( lalu setelah sedikit menjelaskan kepada kedua cucunya sang nenek pun memulai ceritanya..)






BABAK I

(Suasana perkampungan. Orang-orang  berangkat ke ladang, ke sungai sambil membawa peralatan masing-masing).
Di istana.
Putri               : “Dayang…! (memanggil sambil bangun dari ranjang)”
Dayang          : (segera bergegas menuju ranjang dan membungkukkan badan) “ Hamba, tuan, Putri. “
Putri               : “Apakah ayahanda dan Ibunda sudah bangun?”
Dayang          : “ Raja dan Ratu sudah bangun, tuan Putri sekarang mereka bersiap untuk bersantap. Apakah tun Putri akan mandi sekarang? Hamba akan mempersiapkan air panas.”
Putri               : (meregangkan badan dan membenahi rambutnya yang panjang) “….”(bergumam dan tersenyum)
Dayang          :” Bagaimana, tuan Putri? “(memandang Putri sejenak kemudian menunduk kembali)
Putri               : (berdiri membelakangi dayang)” Tidak perlu, sekarang kamu siapkan saja perlengkapan mandi untuk diriku. Aku akan mandi ke sungai.”
Dayang          : “Maaf, Tuan Putri, tapi ibu Ratu  tadi berpesan agar Tuanku sesegera mungkin mandi dan mempersiapkan diri karena Ibu Ratu dan Raja sudah menunggu Tuan Putri di ruang makan.”
Putri               : “Kamu bilang saja, aku kurang enak badan jadi aku tidak bisa ikut makan bersama. Aku akan mandi ke sungai seorang diri, kalian tidak perlu ikut”
Dayang          : (bingung) “Tapi, tuanku…(terbata-bata) jika ibu Ratu mengetahui Tuan Putri mandi seorang diri ke sungai, Ibu Ratu akan murka. Jadi hamba mohon Tuan Putri menuruti perintah Ibu ratu untuk segera mandi dan mempersiapkan diri.”
Putri               : (berbalik dan mendekatkan kepala ke telinga dayang)“Kalau mulut kamu tidak mengatakan apa-apa, Ibunda pasti tidak akan tahu kan?”
Dayang          : “ Tapi Tuan Putri…
Putri               : (Memotong) “Sudah, cepat. Persiapkan saja perlengkapan mandiku. Mumpung matahari belum meninggi. Aku ingin merasakan segarnya air sungi….(bergumam dan tertawa kecil).
Dayang          : “ ba..ba..ik Tuan P utri (membungkuk sambil melangkah mundur perlahan)”
Pinggir Hutan. Putri melangkah hati-hati menelusuri jalan setapak. Matanya menoleh kiri dan kanan.
Tiba di tepi sungai.
Putri               : (tertawa riang sambil berlari kecil menuju bebatuan tepi sungai) “Aih…jernihnya sungai ini, segarnya (bermain air)
Putri berganti pakaian dengan melilitkan kain sarung ke tubuhnya.
Sepasang mata mengintai.
Serunting      : (Menyibakkan ranting) “Siapa gadis cantik itu?”
(Putri melantunkan tembang)
Sirinting        : (Kagum) “Selain parasnya cantik, suaranya juga merdu.”(berdecak)
Putri samar-samar mendengar suara. Kaget. Spontan mengambil memeluk bajunya.
Putri               : “ Siapa?” (ketakutan)
(hening)
Putri               :”Siapa di situ??? Keluar.”
(Hanya bunyi air sungai)
Putri               : “ Spertinya tadi aku mendengar suara orang. (bingung) Apa ku salah dengar, ya? Tidak ada siapa-siapa di sini.
( matanya menyapu sekeliling tempat dia mandi)
(lega)
Putri               : “Ah..mungkin hanya perasaan ku saja.” (meletakkan kembali bajunya dan meneruskan mandi)
Serunting mendekat tetapi masih bersembunyi.
Serunting      : “ Gadis itu cantik sekali, aku ingin melihat dia lebih dekat (melangkah perlahan-lahan) sempurna sekali. Tubuhnya indah, kulitnya putih bersinar dan rambutnya hitam dan panjang terurai. Baru kali ini aku melihat gadis yang memiliki kacantikan yang sempurna. Apakah dia peri yang turun dari kayangan dan mandi si sungai di tengah hutan begini?”
Putri masih asyik mandi.
Serunting tidak tahan hanya melihat dari kejauhan saja, Ia pun mendekati Putri yang duduk membelakanginya.
Serunting      : “Wahai Putri yang cantik….” (berdiri di depan putri)
(Putri kaget dan badannya terhentak ke belakang, kepalanya menengadah ke atas)
Serunting      : (senyum)“Mengapa Putri mandi seorang diri di tengah hutan begini??? Tidak pantas Putri cantik seperti kamu mandi hanya sorang diri . (jongkok) Bolehkah saya menemani Putri yang cantik ini mandi?”
Putri               :”…..” (ketakutan. Bibirnya bergetar namun tidak mengeluarkan kata sepatah pun.)
Serunting      : “Rupanya selain cantik, memiliki suara yang merdu, Putri juga pemalu..(tertawa)
Putri               :”….”(berdiri dan merapikan rambutnya, tangannya gemetaran)
Serunting bangkit berdiri, tangan hendak menyentuh rambut Putri. Namun Putri mengelak sambil mundur.
Serunting      : (tertawa semakin keras)” Putri, siapa gerangan namamu?? Namamu pasti indah seperti parasmu yang cantik.
Putri               : “…” (diam membisu dan menunduk)
Serunting      : “Kenapa kau hanya diam?? Ayo sebutkan siapa namamu!!!”
                        Baiklah kalau kau belum mau menyebutkan sapa namau aku akan memperkenalkan diri. (menunjuk diri) namaku ……….aku mengembara sampai ke hutan ini. Tidak disangka aku  bertemu dengan gadis secantik kamu. Sungguh aku laki-laki yang beruntung (tertawa semakin keras).
Putri               : “…” (siap-siap hendak pergi)
(serunting memegang pundak Putri)
Serunting      :” hei…tunggu (terpancing marah). Kamu hendak kemana? Tidakkah kamu hiraukan aku yang bertanya tadi?? Siapa namamu???
(Putri ketakutan dan mundur beberapa langkah)
Serunting      :”Kenapa kau hanya diam,heh???. Sombong sekali. Kau cantik tetapi sombong. Aku bertanya kau hanya diam tidak mejawab pertanyaanku. Apa yang harus aku lakukan agar kau mau bicara menyebutkan namamu?? (mendekati Putri dan mendengus)
Putri               :”…” (menjauh)
Serunting      :” Huh…gadis keras kepala dan sombong (marah). Kau diam dan tidak bicara sepatah kata pun padaku. Tak ubahnya kau seperti batu. Hendaknya KAU MENJADI BATU…. BATU…. BATU…
Serunting kesal dan meninggalkan Putri yang diam kaku berdiri .Pelan-pelan tubuh putri menjadi kaku dan tidak bisa digerakkan. Badannya perlahan-lahan menjadi batu. Serunting meninggalkan Putri  meninggalkan sungai dan melanjutkan perjalanannya menuju perkampungan.


***

BABAK II

(Di Istana. Raja duduk di singasana didampingi Ratu yang sedang merajut. Dayang-dayang berdiri di dekat Ratu sementara ada dua orang pengawal tegap yang berdiri di depan pintu masuk sambil memegangi pedang)
Raja                   :(menghirup aroma teh dan meminumnya)”Dinda, kenapa rasanya hari ini terasa beda dari hari biasanya ya?”
Ratu                  :(menatap suaminya dengan lembut dan menghentikan rajutannya) ”Apanya yang beda kakanda? Tidak ada yang beda. Semua berjalan seperti biasanya seperti kemarin-kemarin. Warga sibuk dengan kegiatan mereka seperti biasanya. Penghuni istana juga sibuk dengan kegiatan kita masing-masing” (tertawa kecil)
Raja                   : (Raja terlihat gelisah)”Entahlah…(menghembuskan nafas panjang ) tetapi hatiku tiba-tiba saja merasa tidak enak, seakan – akan ada sesuatu  hal buruk yang bakal terjadi…..”
Ratu                  :”Apakah kanda mengkhawatirkan putri kita? Dia hanya tidak enak badan. Istirahat sebentar, nanti juga akan segar kembali.
(ratu berusaha menenangkan raja dan meneruskan rajutannya )
Raja                   :”Ada hal lain yang lebih dari itu, dinda, tapi entahlah…..”(berdiri dari kursi singgasana dan berdiri memandang keluar.)
 (tiba-tiba teringat putri)
Raja                   :”Dinda…hari sudah siang, tidak baik anak gadis tidur sampai siang begini, cepat, panggil Putri kita, aku ingin melihat langsung keadaannya. Apakah sakitnya parah sehingga dia tidur sampai siang begini?”
Ratu                  : (berhenti merajut dan memandang suaminya yang berdiri di hadapannya) “ Baik, Kanda. Dinda akan memanggil Putri kita.” (memberi isyarat kepada dua dayang. Dua dayang itu mengangguk, membungkukkan badan dan segera masuk ke dalam)
(Beberapa menit kemudian dua dayang masuk ke ruang raja dan berlutut di hadapan Raja dan Ratu)
Dayang I          : (membungkukkan badan ) “ Ampun Ibu Ratu,…(cemas) Tuan Putri…Tuan Putri tidak ada di kamarnya…
Raja-Ratu         : “APA???”
Ratu                  (meletakkan rajutan di atas kursi dan berdiri) “Bukankah Putri Dayang Merindu tidak enak badan dan sedang beristirahat di kamarnya? Lalu kemana dia??? Kalian sudah mencarinya ke seluruh ruang di istana…
Dayang II         : (ketakutan) Kami…kami…sudah mencarinya ke seluruh istana Ibu Ratu.. semua pengawal….
Raja                   : (memotong) “Bagaimana mungkin kalian bisa tidak tahu Putri Dayang Merindu ada di mana. (duduk menghempaskan badannya ke kursi)
Ratu                  : (duduk di sebelah Raja) “ Tenang kanda, mungkin Putri Dayang Merindu berada di taman istana berjalan-jalan menghirup udara segar. Bukankah  memang begitu kebiasaan Putri kita. Dayang…cepat kalian temukan Putri dan suruh menghadap baginda…!
(dayang I dan Dayang II tidak beranjak malah duduk bersimpuh ketakutan)
Ratu                  : “Tunggu apa lagi?? Cepatlah….!!!!
Dayang II         : “A…am….pun Ibu Ratu…(saling berpandangan dengan dayang I)      sebenarnya….Tuan Putri tidak…sebenarnya…
Ratu                  :(memotong) Putriku kenapa??? Ayo cepat…bicaralah…”
(Raja mencondongkan badan ke dayang-dayang)
Raja                   :”Ada apa sebenarnya??”
Dayang II         : “Ampuni hamba Baginda, Ibu Ratu…sebenarnya Putri Dayang  Merindu tidak sakit…tapi….tadi pagi Putri menyuruh hamba mempersiapkan perlengkapan untuk mandi di sungai.. dan hamba disuruh berbohong kepada Ibu Ratu dengan mengatakan beliau sedang tidak enak badan tidak ikut bersantap tadi pagi. Ampuni hamba Baginda…Putri juga tidak memperkenankan hamba untuk ikut menemaninya mandi ke sungai…(ketakutan)
Raja                   : “Lancang sekali…!! (memukul pegangan kursi , semua kaget) Kalian berkomplot membohongi kami dan membiarkan Putri sendirian mandi ke sungai..kalian tahu…dia tidak pernah pergi seorang diri…
Ratu                  :”Aduh….mengapa bisa begini. (menangis)  Putriku tidak pernah pergi seorang diri, sekarang dia berada di tengah hutan seorang diri. Kalau terjadi apa-apa bagaimana??? (memegang pundak Raja) Kanda, bagaimana ini??? Apa yang mesti kita lakukan…
Raja                   :”Kalian telah salah berkomlot dengan Putriku menyusun kebohongan. Kalian harus dihukum…!!!!!!!!(marah)
Dayang I          : (menangis) “Ampun..Baginda..ampuni kami….
Dayang II         : (menangis) “Ampun..Baginda..ampuni kami….
Raja                   : (berdiri sambil bercekak pinggang) “Pengawal….
(Pengawal I dan Pengawal II  bergegas masuk ruangan dan berlutut )
P I- P II             :” Hamba baginda…”
Raja                   : “Kalian dan dua dayang ini cepat menyusul Putri Bulan Merindu ke sungai dan bawa pulang. Aku perintahkan secepat mungkin. Jangan pernah kalian melakukan hal lain selain  sebelum membawa Putriku kembali ke istana… dan kalian dayang I dan dayang II hukuman kalian akan aku berikan setelah Putriku kembali ke istana. CEPAT KALIAN BERANGKAT!!!!!’
P I-P II              : “SIAP BAGINDA!!”
D I- D II            :” Siap, baginda…
(Mereka bergegas ke luar sementara Ratu masih tetap menangis…)


BABAK III

( 800 M dari istana dari kejauhan Serunting sedang berjalan mendekati istana)
Serunting         : (Lirik kanan lirik kiri) “sepi sekali…kemana penghuni kampung ini???”
(Serunting tersenyum melihat 4 orang berjalan mendekati dirinya).
Serunting         :” Hai anak muda…. (4 orang tadi menghentikan langkahnya) dimanakah dapat kutemukan warung makan? Aku lapar sekali…
(4 orang tersebut hanya berhenti sejenak, saling berpandangan, mengangguk dan melangkah pergi meninggalkan Serunting Sakti)
Serunting         : “Hei kalian….
(mereka sempat menoleh dan pergi lagi)
Serunting         : “Sial sekali aku hari ini. Tadi aku bertemu dengan Gadis yang sombong, sekarang aku lapar dan mencari warung makan malah bertemu dengan orang-orang yang aneh, tidak menanggapi pertanyaanku. Aku masuk ke perkampungan yang aneh.. sepi, tidak kutemukan seorang pun dari tadi. Sekarang setelah aku bertemu dengan mereka, mereka diam dan tidak mengucapkan sepatah kata pun…
(Serunting menendang sebuah batu kecil)
Serunting         : (berteriak) Aaarrrrgggggghhhhh…..KAMPUNG APA INI SEPI. DIHUNI OLEH ORANG-ORANG YANG BISU. KAMPUNG DAN PENGHUNINYA LEBIH PANTAS DISEBUT BATU…JADILAH BATU…….
(Perlahan-lahan semua penghuni dan kampung itu berubah menjadi batu dan lama kelamaan membentuk sebuah gua)

(Serunting melanjutkan perjalanannya. Karena dia lelah dan dan sangat lapar, dia beristirahat dengan duduk di tepi jalan yang sedikit teduh. Dan bermimpi)
Kakek            : “ Hai serunting sakti..bangunlah dari tidurmu!!!!”
(serunting sakti duduk)
Serunting      : “……”
Kakek               : “Hai serunting sakti, aku adalah kakek buyutmu, aku telah memberikan kesaktian padamu….setalah kau mendapatkan kesaktian itu ternyata kau mempergunakan asal-asalan tanpa mempertimbangkan dampak dari ucapannya. Ini adalah pelajaran bagimu. Jika kau tetap ceroboh tidak menjaga apa yang kau ucapkan maka kau tidak akan ada seorang pun yang akan  menyegani dan menghormatimu. Kau akan hidup sendiri dan kesepian. Kau mengerti????”
(Serunting terbanguan dan melihat sekelilingnya hening, gelap, dan semua sudah menjadi batu)
Serunting         :“Jadi ini arti semua….(berteriak) Aaaaarrrrghhhhhh……..ampuni aku. (berlari sekencang-kencangnya)

(nenek mengakhiri ceritanya)
Nenek               :” Begitulah cucu-cucuku, legenda yang menceritakan asal mula terjadinya GUA PUTRI, legenda ini masih hidup dan terus diceritakan masyarakat Padang Bindu, di sana masih dapat kita lihat ada sebuah batu di tengah sungai OGAN yang disebut batu PUTRI , sementara perkampungan yang menjadi GUA disebut GUA PUTRI. Sampai sekarang kita masih dapat menyaksikan BATU PUTRI dan GUA PUTRI yang merupakan salah satu objek wisata yang menarik di kabupaten Ogan Komering Ulu , Sumatera Selatan….”
(terlihat cucu-cucunya telah tertidur)
Nenek               :”Wah, ternyata cucu-cucuku telah tertidur….selamat malam cucu-cucuku semoga mimpi yang indah…”
(nenek mematikan lampu)
***
The And

Tidak ada komentar:

Posting Komentar